Senin, 12 Januari 2009

Sekilas Interview Kerja

Sekilas percakapan dalam interview kerja

HRD : berapa gaji yang saudara minta?

Job Seeker : ya..standart perusahaan lah pak.

HRD : Tapi ya nuwun sewu disini tidak memperbolehkan untuk memakai jilbab.

Job Seeker : Alasannya kenapa pak? Apa ada perbedaan orang yang nggak memakai jilbab dengan yang tidak? apa mengganggu?

HRD : ya..ini kan PMA mbak milik orang korea..permintaannya dari sana begitu..ya menurut mereka jilbab identik dengan teroris teroris gitu

Job Seeker : saya tidak pernah pak melakukan kegiatan teror meneror, mengancam atau membahayakan orang lain..dan tidak pernah berhubungan dengan teroris mana pun. melihat di TV saja ngeri seperti yang dilakukan orang-orang Israel itu pak ..merekakan tidak berjilbab tapi meneror juga..?!

HRD : ya..ini kan permintaan dari sananya mbak...klo mau ya saudara diterima..klo nggak mau saya tidak akan memproses lagi. Coba dipikir lagi..apalagi melihat CV saudara ini sangat menarik..

Job seeker : ya sudah pak..mungkin ini belum menjadi rezeki saya. Saya permisi dulu.



Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (QS. Saba':34)

Sebenarnya kalau mau bekerja yang halal itu mudah dan banyak macamnya..tetapi kebanyakan dari manusia malu dan cenderung menghalalkan segala cara demi sesuatu yang dianggap lebih terhormat di hadapan manusia. Dari sekitar 200 juta orang di Indonesia 80%nya adalah muslim dan jika 50%nya adalah wanita, jika semua wanita di Indonesia bekerja dan misalnya saja 20% dari mereka bekerja di perusahaan yang tidak memperbolehkan pekerja wanitanya berjilbab maka ada berapa orang yang telah melanggar perintah Tuhannya. Dunia ini mungkin sudah terlalu tua, sehingga menaati agama adalah menjadi sebegitu asingnya, menaati agama dianggap sudah kuno, ekstrimis, atau sok alim, astaghfirullah.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. (QS. Al Mumtahanah:60)



rezeki memang sudah ditetapkan oleh Allah, kita harus yakini itu sebagai sebuah bahan bakar semangat untuk memperoleh yang halal dan berkah dariNya, kita tidak boleh berputus asa dari rahmatNya. Semoga ada rezeki yang lebih besar yang sudah dijanjikan oleh Allah sebagai ganjaran atas ketaatan kita padaNYa. Amiin..tetap semanGat ya!!

Rabu, 31 Desember 2008

Saudaraku..aku ada di sampingmu

Kelelahan adalah sebuah efek yang wajar dari aktivitas yang berulang-ulang, kontinu bahkan terkadang membosankankan. Keletihan adalah kenikmatan yang diberikan-Nya di sela-sela aktivitas kita karena kedatangannya membuat kita merasakan nikmatnya beristirahat, kedatangannya membuat kita memperoleh kesempatan untuk menarik nafas panjang sebelum kita kembali berlaga, namun adalah keletihan yang meraja yang akan membekap bara semangat, azam dan harapan, meredupkannya dan diam-diam memadamkannya. Oleh karenanya ketika kita bermain-main dengan keletihan, maka seyogyanya kita menjaga agar keletihan itu tidak menjadi penjara untuk perjalanan kita selanjutnya dan pada saat yang sama hendaknya kita selalu sadar akan keberadaann cawan-cawan yang berisi cairan energi yang senantiasa dihidangkan untuk kita. Sumber kekuatan yang akan membuat kita untuk tidak betah berkubang dalam lembah kefuturan, energi itu yakni keikhlasan dan indahnya ukhuwah.
Ketika kekecewaan dan keletihan bersemayam di dada maka menyadari kembali bahwa apa yang kita lakukan adalah sebuah usaha dan pengharapan besar kita untuk menggapai rahmat dan ridho Alloh SWT, akan mengembalikan kekuatan untuk bangkit. Keikhlasan adalah tidak berbesar kepala saat pujian mengguyur, begitu pun tidak berputus asa bilamana cercaan menghujam dan menghimpit, adalah keikhlasan tidak bergantung pada makhluk yang biasanya menjadi sumber kefuturan. Sebuah keikhlasan tidak mengenal kata lelah karena segala keluh kesah senantiasa dititipkan pada angin yang membumbungkan doa dalam sujud-sujud panjang kita dan DIA senantiasa menyediakan telinga-Nya untuk kita.
Saat tubuh tidak lagi tegak, saat kaki mulai lemah, saat lisan mulai keluh untuk menyuarakan kebenaran, maka pada saat yang sama ada saudara kita yang memapah, saudara yang akan menopang kaki yang telah rapuh, dan menggantikan kita untuk bersuara lebih lantang. Senyumnya bagai oase dalam kegersangan jiwa kita, perhatiannya adalah penentram kegundahan kita, tausyiahnya adalah semangat baru yang disematkan pada diri ini. Karena dialah kita yakin bahwa kita tidak sendirian